Visi Desa Ketaon

Terbangunnnya tata kelola pemerintahan desa yang baik dan bersih guna mewujudkan Kehidupan Masyarakat Desa yang adil, makmur, dan sejahtera

Misi Desa Ketaon

Melakukan reformasi system kinerja aparatur pemerintahan desa guna meningkatkan kwalitas pelayanan kepada masyarakat.

Misi Desa Ketaon

Menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, terbebas dari korupsi serta bentuk-bentuk penyelewengan lainnya

Misi Desa Ketaon

Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pendampingan berupa penyuluhan khusus kepada UKM, wiraswasta dan petani.

Misi Desa Ketaon

Meningkatkan mutu kesejahteraan masyarakat untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik dan layak sehingga menjadi desa yang maju dan mandiri.

Rabu, 30 Oktober 2013

BLSM BOYOLALI

BLSM BOYOLALI : Sebelum Puasa, Realisasi Ditarget Capai 90%


Solopos.com, BOYOLALI — Kantor Pos Boyolali mengantisipasi pembagian bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) berdekatan dengan momen bulan puasa. Realisasi pembagian terhadap 64.166 warga penerima dikebut hingga Minggu (7/7/2013).
Hal itu seperti diterangkan Kepala Kantor Pos Boyolali, Indriyatmoko.
“Benar, diantisipasi karena sebentar lagi masuk bulan puasa. Maka, target realisasi kami 90 persen hingga Minggu  nanti. Minggu kami buka dan seluruh karyawan kami kerahkan,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Rabu (3/7/2013).
Berdasarkan pantauan Solopos.com di Kantor Pos Boyolali, Rabu siang, pembagian BLSM di halaman timur kantor tersebut lengang. Beberapa penerima dari Mudal dan Kebonbimo tak menunggu lama mengambil Rp300.000 nilai BLSM untuk dua bulan. Moko, panggilan akrab Indriyatmoko, mengonfirmasi kondisi tersebut. Dia menerangkan penerima dari Boyolali Kota telah dilayani mulai Minggu (30/6/2013) lalu.
Sementara pada hari itu, dia menerjunkan lima tim untuk pembagian BLSM wilayah Ampel. Moko tak mengelak Ampel merupakan wilayah “gemuk” dipandang dari jumlah penerima BLSM. Hingga Selasa (2/7/2013), Moko menyebut realisasi BLSM mencapai 11 persen.
Selain Ampel, jumlah penerima terbanyak adalah di Kecamatan Wonosegoro. Moko tak mengelak ada indikasi komplain mengenai akurasi data penerima.  “Kami tak tahu karena hanya bertugas mencairkan. Masalah-masalah data dikembalikan ke desa-desa untuk dibicarakan nah jika sudah baru kami mencairkan,” tandasnya.